Lihat Cepat

Senin, 26 Oktober 2020

Pertemuan Selasa, 27 Oktober 2020 Kelas XII IPS/MIPA : Memilih Pigura untuk Lukisan

Pigura, bingkai atau frame adalah material yang berbentuk segi empat, lingkaran, segi lima, dll yang terbuat dari kayu, besi, bamboo, acrylic atau kombinasnya. Pigura selain berfungsi mempercantik penampilan sebuah karya lukisan, bisa juga menjadi bagian dari lukisan, dan untuk membantu mengawetkan lukisan dari rengat/kutu atau jamur.

Nggak ada aturan baku dalam memilih pigura, namun ketepatan memilih pigura akan mambantu menaikkan kualitas karya. Sebaliknya, pemilihan yang kurang tepat akan membuat karya terlihat norak dan tidak menarik.

Nah, pada kesempatan ini Pak Gami akan menjelaskan macam-macam pigura

A.   Berdasarkan materialnya.

1.  Pigura Kaca : yaitu pigura yang dilengkapi dengan kaca pada bidang tengahnya. Pigura kaca biasanya digunakan untuk membingkai karya lukisan dengan material kertas sebagai bidang gambarnya. Penggunaan kaca, berfungsi untuk menjaga agar material kertas tidak cepat rusak jika lukisan terkena air, dan mengamankan dari serangga.

Jadi, jika pada tugas akhir ini kalian menggunakan bahan dasar/bidang gambar kertas maka pilihan piguranya adalah pigura yang berkaca.


 

2.   Pigura Kayu (tanpa kaca); yaitu pigura yang berupa bingkai kayu berbentuk segi empat, empat persegi panjang, dll. Pigura kayu ini tepat digunakan pada lukisan dengan bahan dasar kanvas, atau kain dan bahan pewarna berbasis minyak/tidak larut dalam air. Untuk lukisan-lukisan dengan kanvas dan cat minyak, biasanya aman dari serangga dan tidak luntur terkena air sehingga tidak memerlukan kaca sebagai pelindungnya.

            


B.    Berdasarkan ketebalan

Di pasaran pigura dibuat dalam berbagai variasi ketebalan mulai dari tebal 1 cm hingga sekitar 15 cm. Dalam praktiknya, tebal tipisnya pigura yang akan kalian pakai hendaknya disesuaikan dengan corak lukisan. Untuk lukisan dengan corak abstrak, ekspresionis, lukisan batik akan lebih tepat jika menggunakan pigura kayu (tanpa kaca) dengan ketebalan antara 1 – 2 cm saja. Sedangkan untuk lukisan bercorak realis/naturalis, pemandangan alam, dekoratif akan sangat cocok dengan pigura yang berukuran lebar (5 – 15 cm).

 


C.    Berdasarkan desain

Bentuk desain pigura juga sangat beragam, mulai dengan desain yang sederhana, rumit/ekslusif, hingga minimalis. Untuk lukisan abstrak, ekspresionis, dan batik lebih bagus jika menggunakan desain yang minimalis. Untuk lukisan bercorak realisme, pemandangan alam, dan dekoratif cocok dengan model yang berukir/eksklusif.

     


Lalu, bagaimana dengan lukisan kalian? Yaa silakan saja disesuaikan dengan bentuk dan fungsi pigura sebagaimana Pak Gami jelaskan di atas. Oh, ya…soal harga. Yang paling murah pastinya yang berbahan kayu minimalis ya… tapi, jika kita ingin lukisan kita tampil menawan silakan gunakan pigura yang sesuai dari aspek bentuk, ukuran maupun desainnya.

Jika ada kesulitan, silakan berkonsultasi dengan Pak Gami melalui kotak komentar di sini atau melalui WA. Terima kasih.

Selasa, 13 Oktober 2020

Kelas X IPS/MIPA Pertemuan Rabu, Tgl. 14 Oktober 2020 : REVIEW TUGAS MINGGU LALU

Setelah penugasan hari Rabu minggu yang lalu, perlu saya sampaikan beberapa evaluasi terhadap karya-karya kalian yang sudah masuk. Meski karya yang masuk belum benar, jangan khawatir, tetap ada penilaian untuk aspek partisipasi. Bagi yang belum mengumpulkan maka pertemuan hari ini wajib mengumpulan karya dengan lebih baik agar nilainya tidak jatuh.

Ada beberapa karya yang sudah sesuai dengan instruksi yakni menggambar ornamen geometris dengan unsur bidang lingkaran, segi tiga, dan segi empat. Karya dibuat pada kertas dengan format yang sudah Pak Gami lampirkan dalam GC.

Karya-karya yang sudah sesuai diantaranya :




Ketiga karya di atas hanyalah beberapa karya yang berhasil atau sesuai dengan instruksi. Jika karya kalian memiliki ciri-ciri dan tipe yang sejenis dengan karya di atas, kalian boleh tidak mengerjakan ulang pada minggu ini.

Nah, ciri-ciri karya ornamen geometri adalah :

1. Adanya unsur pengu;angan/repetisi terhadap bidang yang dipilih.

2. Adanya keteraturan dalam penempatan bidang

3. Menampilkan gelap terang baik berupa garis tebal maupun blok

4. Memiliki pola tertentu/baku


Lalu bagaimana dengan karya seperti ini?


Karya di atas ini sebenarnya sudah memenuhi syarat sebagai ornamen geometris, namun belum bisa dinilai karena belum ada penguatan garis/bidang berupa gelap terang. Untuk karya yang seperti ini silakan dilanjutkan sehingga menjadi karya final sebagaimana contoh-contoh karya di atas.

Karya-karya yang belum berhasil diantaranya;



Dua karya di atas lebih tepat jika penugasannya adalah membuat komposisi bidang. Meski ada unsur pengulangan dan pola pada karya tersebut, namun tidak memenuhi apa yang disyaratkan yakni menggunakan bentuk bidang lingkaran, segi empat, dan segi tiga. Jadi bagi siswa yang mengerjakan tugasnya seperti ini atau mirip-mirip ini wajib mengerjakan ulang dan dikirim kembali ke GC dalam semingu ini.

Sekali lagi lagi, karya-karya yang sudah dikirim tetap diberikan penilaian. Bagi siswa yang karyanya sudah sesuai tugas namun ingin berkarya lagi tetap diperbolehkan. harapannya karya yang baru berbeda dengan karya terdahulu dan lebih bagus lagi..

Ditunggu penyelesaian tugas-tugasnya ya..

Senin, 05 Oktober 2020

Pertemuan 12 Kelas XII IPS/MIPA, Selasa-6 Oktober 2020 : Teknik Pewarnaan dalam Melukis

Pewarnaan merupakan tahapan ke -2 dalam melukis setelah membuat sketsa. Sebenarnya tidak ada aturan bagku dalam pewarnaan, namun ada teknik-teknik yang sebaiknya kita pelajari terutama bagi kalian yang masih dalam taraf belajar melukis.

Sebelumnya kita akan mengelompokkan media pewarna menurut bentuknya. Jika dilihat dari bentuknya, media pewarna ada tiga macam yaitu: 1) padat, 2) pasta, dan 3) cair. Contoh media padat misalnya pensil warna, crayon/pastel, cat air, konte, dll. Contoh media berbentuk pasta antara lain cat minyak, cat poster, acrylic, cat air. Sedang contoh media cair diantaranya tinta, cat air (ecoline)

Penting diingat bahwa setiap media pewarna memiliki karakter yang berbeda-beda, dan tinkat kesulitan yang berbeda pula. Secara umum, media kering/padat lebih mudah dalam penggunaannya, namun untuk membuat gradasi/campuran warna terdapat tantangan tersendiri. Untuk pewarna berbentuk pasta relatif mudah dalam membuat gradasi maupun campuran, namun butuh kejelian dalam mengatur perbandingan campuran agar diperoleh warna yang diinginkan. Adapun media cair tingkat kesulitannya adalah perlu kesabaran dalam melukis karena cat butuh waktu untuk mengering.

Berikut ini sifat-sifat cat yang perlu dipahami.

1. Cat Poster/Cat Minyak/Acrylic. Ketiga macam cat ini memiliki sifat atau karakter yang sama yaitu : 1) opaque atau menutup. Artinya, setiap warna dapat saling menutup sehingga kita tidak perlu khawatir jika terjadi kesalahan warna. Warna yang salah dapat ditutup dengan warna lain secara sempurna. 2) Ketajaan warna ditentukan dengan kadar campuran warna putih. Jika kalian ingin membuat gradasi, maka kalian harus mengatur perbandingan warna yang dibuat gradasi dengan warna putih. Semakin banyak campuran putihnya, maka semakin terang warna yang kita buat. 3) Cepat kering (kecuali Cat Minyak). Mengingat cat jenis ini mudah kering, maka pembuatan gradasi dilakukan saat pewarna belum kering.

Jika kita melukis dengan media Cat Poster/Cat Minyak/Acrylic, maka menggunakan kertas yang tebal lebih baik. Kertas/bidang gambar yang digunakan juga tidak harus berwarna putih, sehingga kita memiliki banyak peluang dalam berkreasi.

2. Cat Air (Aquarel). Cat air merupakan bahan pewarna yang murah namun dapat memunculkan efek artistik yang tinggi. Secara teknis, penggunaan cat air yang benar adalah dengan diencerkan terlebih dahulu. Dengan kata lain, menggunakan cat air tanpa diencerkan sebanarnya tidak termasuk dalam teknik melukis dengan cat air. Ada dua teknik penggunaan cat air. Kedua teknik ini bagus semua dan memiliki efek artistik yang berbeda. Pertama adalah teknik basah (wet on wet), yaitu teknik melukis dimana bidang gambar/kertas yang akan dilukis-setelah dibuat sketsa- dibasahi dengan sir terlebih dahulu. Caranya, bisa saja kita menggunakan kuas besar atau semprotan/sprayer. Setelah air di atas kertas meresap ke dalam kertas, barulah kita torehkan pewarna. Tentu saja warna yang kita torehkan akan mengembang (mblobor) sebagai efek kapilaritas/serap. Nah, bloborannya itulah yang menimbulkan efek artistik pada karya. Warna-warna yang saling bercampur secara alamiah, akan menimbulkan warna baru yang sulit untuk ditiru.

Berikut ini contoh karya dengan teknik basah


Teknik kering yaitu teknik melukis dengan cat air dimana kertas dalam keadaan kering. Prosesnya, setelah sketsa selesai, maka kita encerkan cat air baik untuk warna tunggal atau beberapa warna campuran. Namanya saja diencerkan, jadi perbandingan antara air dan catnya lebih banyak airnya ya. Setelah kita mendapatkan warna sesuai apa yang kita inginkan, lalu kita sapukan dengan hati-hati pada bidang gambar sesuai dengan sketsa yang telah dibuat. Apabila menghendaki gradasi warna, tidak perlu mencampur dengan warna putih, cukup mengatur banyak sedikitnya pemolesan cat ke bidang gambar.


Yang perlu kalian ingat adalah dalam melukis dengan cat air, maka gunakan kuas cat air, yaitu kuas yang ujungnya runcing, dan rambutnya lembut. Gunakanlah pallet atau tempat mencampur cat. Gunakan kertas/bidang gambar yang berwarna putih. Siapkan tisue/atau kain untuk mengeringkan kuas yang habis dicuci dengan air. Posisi kertas/bidang gambar saat melukis adalah mendatar/miring dengan sudut kecil. Lalu pilihlah kertas yang bertekstur dan mudah menyerap air.

3. Pastel/Crayon
Pastel atau crayon termasuk dalam bahan pewarna kering. Media ini biasanya paling diminati oleh anak-anak dan remaja, dan kurang populer di kalangan dewasa/orang tua. Sebagai media kering tentu saja mudah dalam penggunaannya. Kita tinggal pilih warna, lalu torehkan di bidang gambar sesuai dengan sketsa yang ada. Untuk membuat gradasi warna,  dapat dilakukan dengan menabrakkan dua atau beberapa warna sekaligus. Warna yang saling tumpang tindih akan menghasilkan warna baru yang tampak seperti campuran. Untuk menghaluskan gradasi, bisa juga kita sapukan tisue di antara beberapa warna yang berdekatan.
Pewarna pastel atau crayon sangat tepat digunakan pada bidang gambar yang bertekstur/kasar dan tidak berwarna putih. Misalnya : karton. Sedangkan jika kita menggunakan kertas putih, maka harus teliti agar warna putih kertas tidak mencolok dan mengganggu obyek lukisan.



Untuk jenis/merk tertentu pastel dapat difungsikan sebagaimana cat minyak. Caranya, pada saat pewarna telah ditorehkan di kertas, bubuhkan sedikit minyak cat lalu poleskan pastel di atasnya.