Lihat Cepat

Senin, 28 September 2020

Pertemuan ke 11 Kelas XII IPS/MIPA; Selasa, 29 September 2020: BERKARYA TUGAS AKHIR

Semua hal yang ada di dunia ini selalu ada awal dan ada akhir. Tak terkecuali kalian yang sedang menempuh jenjang pendidikan di SMA Negeri 1 Imogiri. Mungkin kalian masih ingat awal-awal masuk sekolah ini. Yaa...pasti, tentang MPLS, AMT, dan PPI yaaaaangg...woowww, super keren. Sampai bagaimana kalian menemukan guru-guru baru di SMA dengan view terbaik di Yogyakarta ini.. ehmmm., termasuk ketemu dengan guru seni budaya/seni rupa yang mungkin bagi kalian nggak terlalu istimewa tapi sok istimewa..he he.

Nah, saat ini kalian memasuki periode akhir dari sekolah (klo besoknya namanya kuliah). Di semua jenjang pendidikan, jika memasuki periode akhir, pastilah ada tugas akhir. Bisa berbentuk ujian tulis, bisa ujian praktik, bisa juga kedua-duanya. Untuk materi-materi pelajaran tertentu seperti PKN, Sejarah, Sosiologi memang hanya ujian tulis saja, namun untuk materi pelajaran seperti Penjaskes, bahasa (Indonesia, Inggris, Jawa),  IPA, Agama, dan seni budaya..pastinya ada ujian tulis dan ujian praktik. Beberapa materi pelajaran tersebut dapat melaksanakan ujian praktik secara singkat. Mungkin saja siswa dapat menyelesaikan dalam durasi 2 x 45 menit. Tetapi untuk materi pelajaran seni budaya (seni rupa) waktu 2 x 45 menit tidak cukup, sehingga perlu disiasati dalam bentuk pemberian tugas akhir berkarya seni rupa.

Lalu apa yang membedakan tugas akhir dengan tugas harian? Yess..namanya saja tugas akhir, mestinya karya ini dibuat yang spesial, yang istimewa, yang spektakuler karena bisa jadi ini adalah karya monumental kita yang akan menjadi bagian sejarah kehidupan kita. Karya tugas akhir juga bisa memberikan gambaran sejauh mana penguasaan kita terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Membuat karya tugas akhir nggak boleh seperti kalau kita membuat tugas harian dimana seringkali kita cuma bilang sim salabim, 15 menit atau 45 menit karya jadi (ala kadarnya) dan dikumpulkan. Kalau seperti itu yang terjadi, maka sejarah akan mencatat bahwa perjuangan kalian untuk mendapatkan hasil yang terbaik akan menjadi catatan buram :)

Demikian halnya dalam membuat tugas akhir seni budaya/seni rupa. Pada kesempatan ini Pak Gami memberikan tugas akhir berkarya seni rupa dua dimensi. P Gami berharap kalian tidak sekedar memenuhi tuntutan berkarya yang instan. Tahapan-tahapan berkarya itu penting. Proses itu penting. Proses yang benar saja belum tentu menghasilkan karya yang bagus, apalagi kalau prosesnya salah. Maka, jangan berfikir bahwa tugas akhir akan bisa kalian selesaikan dalam satu kali pertemuan. Pak Gami berharap kalian mengikuti prosesnya secara disiplin.

Proses 1 : Merancang sebuah karya seni rupa (seni lukis)

Pada tahap ini, kalian diminta merancang tentang karya lukis apa yang ingin dijadikan sebagai tugas akhir. Dari aspek media, bisa menggunakan cat, pastel/crayon, tinta, akrilic, dll. Dari aspek bahan bisa menggunakan kertas, kanvas, karung goni, dll. Pemilihan media, alat dan bahan, selain didasari oleh faktor biaya, hendaknya memerhatikan tingkat kesulitan, dan target yang ingin dicapai. Kalau kalian menghendaki karya itu awet, ya gunakanlah kanvas dan cat minyak. Kalau kalian menghendaki karya yang murah, ya gunakan kertas dan cat air. Jika kalian terbiasa menggunakan media kering, gunakanlah pastel/crayon, meski di sisi lain cukup sulit menampilkan pewarnaan yang solid/halus.

Setelah menentukan media dan bahan, maka tahap perancangan berikutnya adalah memilih tema atau subject matter dalam lukisan. Tidak ada batasan tentang tema apa yang bisa diangkat dalam lukisan. Namun, sangat dianjurkan pemilihan tema bukan sekedar masalah suka tidak suka, gampang versus sulit, dan ikut-ikutan teman/comtoh. Pilihan tema sedapat mungkin memiliki makna yang mendalam bagi sang pembuat karya atau memiliki pesan yang kuat bagi para penikmatnya. Alhasil saat karya itu dipajang di sebuah ruangan akan memberikan dampak-dampak positif bagi yang melihatnya.

Visualisasi subject matter ke dalam karya juga perlu dipikirkan. Apakah kita akan meniru persis/tepat sama (realis/naturasli), atau melakukan distorsi (merubah bentuk obyek) sebagaimana lukisan ekspresionis dan abstrak, semua itu tergantung pada tujuan/pesan apa yang ingin disampaikan dalam berkarya.

Proses 2 : Membuat sketsa

Thap kedua setelah merancang karya seni rupa adalah membuat sketsa. Sketsa di sini berfungsi sebagai gambaran awal sebuah lukisan sebelum diberi pewarnaan. Kalian bisa menggunakan pensil untuk membuat sketsa. Lakukan secara teliti dan detil, sebab biasanya jika sketsanya bagus dan tepat, maka pada proses selanjutnya akan mudah.

Berikut ini beberapa contoh sketsa sebuah karya lukis. Kalian boleh meniru tekniknya, tetapi tidak boleh mencontoh subject matter/ obyek sketsa.




Nah, tugas kalian untuk pertemuan ke-11 kali ini adalah membuat sketsa pada bidang gambar kalian masing-masing. P Gami memberikan waktu 7 hari ke depan untuk membuat sketsa ini. 
Silakan dibuat, difoto dan dikirim melalui google classroom. Usahakan dibuat di awal-awal sehingga P Gami bisa memberikan koreksi dan perbaikan dari sketsa yang kalian buat. Untuk konsultasi sebelum karya sketsa fix/final boleh melalui WA sehingga bisa langsung respon.
Setelah sketsa fixed, baru kita akan lanjutkan materi berikutnya, yaitu TEKNIK-TEKNIK PEWARNAAN.
Jika ada kesulitan atau pertanyaan, silakan ditulis di komentar. Mungkin teman-teman kalian memiliki pertanyaan yang sama sehingga bisa saling memberi informasi.
Salam sehat, bebas Covid 19.

(bersambung minggu depan)


3 komentar:

Amos Pieter Julian mengatakan...

Mantappp jadi ini tugas yang berbeda dari yang kemarin kan pak?

Unknown mengatakan...

pak gami, kalau saya medianya menggunakan kanvas nanti membuat sketsanya juga langsung diatas kanvas?

gamisyah mengatakan...

ini kelanjutan tugas kemarin yaa..klo melukisnya di atas kanvas, ya berarti sketsanya dibuat di atas kanvas tersebut