Lihat Cepat

Rabu, 23 Desember 2020

30 Tahun Bersamamu

…waktu senyatanya bergerak demikian cepat. Tiga puluh tahun lalu saya pertama menginjakkan kaki di sebuah sekolah di kawasan yang sunyi, dikelilingi perbukitan Wukirsari yang kemudian saya kenal sebagai SMA Negeri 1 Imogiri. Meski saya lulusan pendidikan keguruan (IKIP/UNY) namun pada awalnya saya tak tertarik untuk menjadi guru. Bisnis kerajinan yang saya geluti sejak saya kuliah sungguh menjanjikan. Apalagi pasar dari kerajinan yang saya tekuni tidak hanya memenuhi gerai toko di DIY, tapi Jakarta, Bali bahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar Eropa, Amerika, Australia dan Uni Emirat Arab.

Saya mulai mengajar di SMAN 1 Imogiri tahun 1991. Saat itu saya masih kuliah. Yaah..di semester-semester akhir. Saya menjadi guru honor di situ dengan penghasilan pertama 17,5 ribu rupiah (sementara saya menggaji karyawan di rumah 60 ribu rupiah). Tahun 1994 saya diangkat menjadi PNS melalui jalur ikatan dinas (jadi nggak seleksi dong), meminta penempatan di SMAN 1 Imogiri, alhamdulillah dikabulkan. Namun hingga tahun 2000an saya mendua, antara jadi guru dan bisnis. Jika bisnis sedang bagus, aktifitas mengajar jadi ala kadarnya.

Titik balik terjadi ketika saya diminta kerja sama dengan KADINDA DIY (Kamar Dagang dan Industri Daerah). Saya diminta menjadi instruktur bagi masyarakat desa untuk membuat kerajinan gerabah, teknik pewarnaan dan pemasarannya. Saat itulah ketertarikan saya dengan dunia pendidikan muncul. Saya sadar selama ini salah fokus. Dunia pendidikan dan profesi guru ternyata sesuatu yang luar biasa buat saya. Membimbing orang lain, mengajari mereka dari tidak bisa menjadi bisa, mengajari mereka berkarya untuk menyambung hidup, pokoknya jadi guru kereeen abis deh.,pikiran saya saat itu.

Tahun 2003 saya memutuskan untuk fokus menjadi guru. Sedikit demi sedikit bisnis kerajinan saya tinggalkan. Kesulitan membagi waktu adalah alasan utamanya. Sebab begitu saya fokus menjadi guru, menjadi keseharian di sekolah menjadi demikian menyenangkan. Saya terbiasa datang pagi-pagi sebelum guru-guru lain datang. Saya biasa siap di sekolah pukul 06.30 WIB kemudian berdiri di depan gerbang atau di sudut lapangan basket sambil menyalami dan menyapa siswa. Salah satu tujuan saya melakukan itu adalah agar saya bisa lebih dekat dengan siswa. Tak mengherankan jika saya hampir mengenal nama-nama semua siswa di SMAN 1 Imogiri.

Kesempatan untuk menjadi Pembina OSIS dan kemudian Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan saya manfaatkan semaksimal mungkin untuk membentuk karakter dan kepribadian siswa. Alhamdulillah, selama saya menjadi pembina OSIS dan Kesiswaan, semua siswa dapat terkendali dengan baik. Mereka memiliki keterkaitan emosional kekeluargaan yang kuat. Bahwa ada 4-5 anak yang memiliki kepribadian dan karakter yang agak di luar kontrol saya anggap sebagai hal yang lumrah.

Banyak prestasi yang sejauh ini bisa diraih oleh para siswa, khusunya di bidang akademik. Tahun 2010 saya mendirikan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Bhuana Traya bidang Komputer dan bidang Akuntansi. Target saya adalah semua siswa SMAN 1 Imogiri mengikuti sertifikasi kompetensi. Harapannya, semua lulusan SMAN 1 Imogiri tidak saja memiliki ijazah formal, namun mereka juga memiliki bekal ijazah kursus(komputer/akuntansi) yang berskala nasional. Mengapa ini penting? Sebab sebagian besar siswa SMAN 1 Imogiri berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Andaikan mereka tidak bisa melanjutkan kuliah, mereka akan dengan mudah memperoleh lapangan kerja. Bagi mereka yang kulia, sertifikasi kompetensi komputer dapat membantu mereka menyelekasikan tugas-tugas kuliahnya atau bisa juga kuliah sambil kerja.

Ada banyak mimpi yang sebenarnya ingin saya lakukan di SMAN 1 Imogiri. Sayangnya, alur cerita harus berubah. Sejak saya lolos seleksi Calon Kepala Sekolah (Cakep) di tahun 2015 saya merasa senang karena bisa terus berada di SMAN 1 Imogiri mendampingi anak-anak yang luar biasa. Namun di penghujung tahun 2020 agaknya Allah berkehendak lain. Saya ditugaskan untuk mengemban amanah di SMAN 1 Bambanglipuro. Amanah harus saya terima karena sebagai ASN maka saya harus siap kapan saja dan dimana saja ditempatkan.

Untuk itu, bagi anak-anakku siswa SMAN 1 Imogiri, bapak berpesan; teruslah berjuang untuk kemajuan sekolahmu. Jadikan sekolahmu sebagai ladang berprestasi dan beramal. Meski pak Gami tidak lagi membersamai kalian, pak Gami akan tetap terbuka menjalin silaturahmi dengan kalian. Jika ada yang perlu ditanyakan/konsultasi, silakan hubungi nomor Pak Gami, insya Allah, jika itu untuk kepentingan pendidikan kalian, Pak Gami past akan membalasnya.

Selanjutnya,pak Gami mohon maaf jika selama membersamai kalian sering mengucapkan kata kata yang tidak berkenan buat kalian. Semoga kita terus dalam jalinan kekeluargaan dan selalu dimudahkan urusannya oleh Allah SWT. Amin.






Tidak ada komentar: